Konsepdakwah entrepreneur menurut Abdurrahman bin Auf merupakan suatu pekerjaaan dan tugas kewajiban yang menggunakan ajaran-ajaran dan nilai-nilai syariat Islam yang keberhasilannya akan menambah dekatnya jiwa kepada Allah SWT. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsep dakwah entrepreneur menurut Abdurrahman bin Auf sehingga dapat menjadi panutan untuk wirausaha lain.
Abdurrahmanselalu berdiri terdepan menyumbangkan harta. Sunday, 20 Jumadil Akhir 1443 / 23 January 2022
Abdurrahmanbin Auf, Sahabat yang Mendermakan Separuh Hartanya untuk Islam. By Takwa Team 6 September 2021 0. Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa para shahabatnya bagaikan bintang-bintang di langit, dari mana pun umatnya berteladan maka ia akan menemukan jalan. Mari mengenal salah satu bintang tersebut, dia adalah Abdurrahman bin Auf salah
Jundubbin Junadah bin Sakan (bahasa Arab: جُندب بن جَنادة ) atau lebih dikenal dengan nama Abu Dzar al-Ghifari atau Abizar al-Ghifari adalah sahabat Nabi Muhammad.. Biografi. Abu Dzar berasal dari suku Ghifar (dikenal sebagai penyamun pada masa sebelum datangnya Islam).Ia memeluk Islam dengan sukarela. Ia salah seorang sahabat yang terdahulu dalam memeluk Islam.
Abdurrahmanselalu berdiri terdepan menyumbangkan harta. Thursday, 21 Sya'ban 1443 / 24 March 2022
suro diro joyo diningrat lebur dening pangastuti arti. Jakarta - Kisah sahabat nabi berikut ini menarik disimak. Dia seseorang dari Bani Zuhrah, keturunan dari pihak ibu paman-paman Rasulullah SAW. Namanya Abdurrahman bin juga termasuk dari 10 orang sahabat yang dijamin masuk bin Auf menjadi orang kedelapan pertama yang memeluk Islam dan ia diislamkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq, dua hari setelah Abu Bakar masuk Islam. Sebelum masuk Islam, ia dikenal dengan nama Abd Rasulullah pun memintanya mengganti dengan Abdurrahman bin Auf yang namanya masih dikenal hingga lahir pada tahun ke-10 dari tahun Gajah atau tepatnya pada 581 M. Abdurrahman lahir dari ayah yang bernama Auf bin Abdu Manaf dengan ibu yang bernama Assyifa binti yang dikutip dari buku karya Abu Zaen, sebagai salah satu sahabat Rasul yang cerdas, ia memiliki hafalan Al-Qur'an yang baik bahkan ia pun selalu mencatat setiap wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah SAW dengan Nabi Muhammad SAW beserta kaum muslimin melakukan hijrah ke Kota Madinah, Abdurrahman bin Auf termasuk dalam rombongan tersebut. Rasul pun mempersaudarakan kaum Anshar dari Madinah dengan kaum Muhajirin dari Mekkah saat bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'ad bin Ar-Rabi, di sinilah kisah Abdurrahman bin Auf sebagai seorang pedagang pada halaman selanjutnya Simak Video "Jaga Kearifan Lokal, Masjid Al-Hikmah Dibangun dengan Nuansa Khas Bali" [GambasVideo 20detik]
Abdurrahman bin Auf adalah sosok yang dipilih dalam pencalonan ketika masa kekhalifahan Umar bin khttab, lantas bagaimana kontribusi Abdurrahman bin Auf dalam memperjuangkan Islam. Simak penjelasan di bawah dan Biografi Singkat Abdurrahman bin AufAbdurrahman bin Auf lahir pada 10 tahun sebelum tahun gajah pada 581 M yakni berarti 10 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Abdurrahman bin Auf merupakan salah satu sabahat Nabi Muhammad SAW. Abdurrahman berasal dari Jurai keturunan Bani Zuhrah yang masih keturunan bernama Auf bin Abdul Auf al-Harith, sedangkan Ibunya bernama Siti as-Syifa yang gemar memerdekakan budak. Istri Abdurrahman bin Auf bernama Ummu Hurayth dan memiliki anak sebanyak 28 anak laki-laki dan 8 perempuan yang bernama Abu Salamah bin AbdurrahmanAbdurrahman bin AbdurrahmanUrwa al-Akbar bin AbdurrahmanAmat Ar-rahman al-Kubra binti AbdurrahmanMuhammad IAbu Bakar bin AbdurrahmanUtsman bin AbdurrahmanMa’an bin AbdurrahmanIsmail bin AbdurrahmanAmat Arrahman al-Sugra bin AbdurrahmanMusab bin AbdurrahmanZaid bin AbdurrahmanUmayyah bin AbdurrahmanHamida bin AbdurrahmanIbrahim bin AbdurrahmanBilal bin AbdurrahmanUmu al-Qassim bin AbdurrahmanHamid bin AbdurrahmanUmmu Yahya bin AbdurrahmanAbdullah bin AbdurrahmanUrwa al-Ashgar bin AbdurrahmanOmar bin AbdurrahmanYahya bin AbdurrahmanMaryam bin AbdurrahmanJuwairiya bin AbdurrahmanSuhail bin AbdurrahmanSalim al-Akbar bin AbdurrahmanMengenal Sifat Abdurrahman bin AufSebelum memeluk Islam Abdurrahman memiliki nama Abdu Amr atau Abdul Ka’bah. Abdurrahman bin Auf dididik mulia oleh ayahnya sehingga mampu menjadikannya sebagai anak yang memiliki sifat dermawan, bijaksana, setia dan tak menyalahi janji serta juga dikenal dengan sifat toleransi yang tinggi antar sesama dan mampu menjaga diri dari hal-hal buruk dari sukunya, terutama dari menyebah dalam sejarah Islam juga adalah orang yang cepat menerima kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dan orang sudah memeluk agama Islam dari semenjak Islam disebarkan sembunyi-sembunyi oleh Rasulullah membantu penyebaran Islam dan demikian disebut dengan as-sabiqunal awwalun dan memasuki Islam pada tahun 614 M melalui Abu Bakar Sh-Shiddiq di rumah Arqam bin Abi Arqan. Abdurrahman juga adalah sosok yang senang mempunyai ciri fisik berkulit putih, lebat rambutnya dan tidak beruban, banyak bulu matanya, mancung hidungnya, gigi taring bagian atasnya panjang, panjang rambutnya hingga menutupi telinga, lehernya panjang serta kedua bahunya lebar. Abdurrahman bin Auf selalu mengenakan selendang hitam yang menambahkan ketampanan dan Abdurrahman bin Auf Dalam Kontribusi IslamSebagaimana diketahui pada masa itu Islam sangat diperjuangkan oleh Rasulullah, keadaan dan suasana masyarakat pada masa itu adalah penyembah berhala seperti Lata, Uzza, dan bin Auf sebagai seorang sahabat Nabi Muhammad SAW setia dan senantiasa mendampingi Rasulullah pada beberapa peristiwa penting di dalam memperjuangkan agama hubungan Imam Munawir menjelaskan bahwa sebagai orang yang ikut tiga kali hijrah, Abdurrahman selalu menemani Nabi di segala tempat, sehingga dalam semua peperangan yang dilakukannya Abdurrahman tidak absen dalam mengambil Abdurrahman bin Auf dalam perang antara lain, perang badar, perang uhud dan perang tabuk. Pada perang Badar, Ia menjadi garda terdepan untuk melawan musuh-musuh Allah SWT yakni di antaranya Umar bin perang uhud, Abdurrahman mendapatkan sembilan luka parah menganga ditubuhnya dan dua puluh luka kecil yang di antaranya sedalam anak perang tabuk, ketika Rasulullah SAW terlambat datang pada shalat subuh, Abdurrahman bin Auf lah yang menjadi imam lalu setelahnya Rasulullah SAW shalat dibelakang menjadi bin Auf banyak berkontribusi dalam menyumbangkan hartanya selama masa perang. Dengan kekayaan yang dimiliki, Abdurrahman bahkan menyumbangkan 700 ekor unta bermuatan harta benda bermuatan penuh untuk dakwah Islam dan perjuangan di penyembaran Islam dimulai dari lingkungan keluarganya sendiri dan kaum kerabatnya yang paling memiliki keistimewaan yakni di antaranya Menjadi imam shalat Nabi Muhammad SAWCalon penghuni surgaDicintai oleh Rasulullah SAWDipuji dalam ayat Al-Quran di antaranya dalam surah Al-Baqoroh ayat 267Salam dan berarti masuk surga dari Allah SWTDiberi penghargaan dari Nabi Muhammad SAWKekuatannya diakui Muhammad SAWOrang yang sudah mulia dalam perut Abdurrahman bin AufAbdurrahman bin Auf meninggal pada umur 74 tahun antara tahun 31-32 H atau bertepatan pada tahun 652 M. Abdurrahman dimakamkan di pemakaman Baqi yang diimami oleh Utsman bin Maz’un dan Abdurrahman disisi qubah Ibrahim bin Muhammad meninggal, Abdurrahman meninggalkan wasiat untuk menyumbangkan hartanya utnuk kepentingan Islam sebanyak 40 ribu dinar. Abdurrahman bin Auf juga meninggalkan banyak warisan yang banyak untuk anak-anaknya berupa emas murni sebanyak 80 dinar.
JAKARTA - Dia adalah satu dari delapan orang pertama yang memeluk Islam. Dia adalah satu dari sepuluh orang al-asyaratul mubasyirin yang dipastikan memasuki surga. Pria ini adalah satu dari enam orang yang dipilih oleh Umar bin Khatab mem bentuk dewan syura untuk memilih khalifah setelah kematiannya. Sebelum memeluk Islam orang mengenalnya sebagai Abu Amar. Tapi saat dia menerima Islam, Rasulullah memanggilnya Abdurrahman hamba Allah yang pemurah. Abdurrahman menjadi seorang Muslim sebelum Nabi me masuki rumah al-Arqam. Dia menerima Islam dua hari setelah Abu Bakar ber syahadat. Abdurrahman tidak luput dari kekejian perlakuan Quraisy. Dia menanggung ujian ini dengan ketabahan dan keteguhan mengimani tauhid. Saat mereka terpaksa meninggalkan Mak kah karena terus menerus mendapatkan penganiayaan, Abdurrahman ikut ber hijrah. Dia kembali ke Makkah saat dikabarkan bahwa kondisi hidup umat Islam membaik. Namun kabar ini ter nyata palsu, sehingga dia pergi lagi ke Abyssinia. Hijrah keduanya dilakukan bersama Rasulullah ke Madinah. Segera setelah tiba di Madinah, Nabi dengan cara yang unik menghubungkan kaum Muhajirin dan orang Ansar. Mereka mem bentuk ikatan persaudaraan dan di maksudkan untuk memperkuat ikat an sosial dan meringankan kesulitan Muhajirin. Abdurrahman dipersaudarakan dengan Sad bin Arrabi'ah. Arrabi'ah sangat senang bersaudara dengan Abdurrahman, sampai-sampai dia ingin membagi harta kekayaan dan salah satu istrinya untuk dia. Tetapi Abdurrahman menolaknya. Dia hanya minta ditunjukkan tempat biasa orang melakukan jual beli. sumber Dialog Jumat RepublikaBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Ada kisah menarik dari pernikahan Abdurrahman bin Auf yang sebelumnya dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Ar-Rabi’ Al-Anshari. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia menyatakan bahwa Abdurrahman bin Auf pernah dipersaudarakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan Sa’ad bin Ar-Rabi’ Al-Anshari. Ketika itu Sa’ad Al-Anshari memiliki dua orang istri dan memang ia terkenal sangat kaya. Lantas ia menawarkan kepada Abdurrahman bin Auf untuk berbagi dalam istri dan harta. Artinya, istri Sa’ad yang disukai oleh Abdurrahman akan diceraikan lalu diserahkan kepada Abdurrahman setelah iddahnya. Abdurrahman ketika itu menjawab, بَارَكَ اللَّهُ لَكَ فِى أَهْلِكَ وَمَالِكَ ، دُلُّونِى عَلَى السُّوقِ “Semoga Allah memberkahimu dalam keluarga dan hartamu. Cukuplah tunjukkan kepadaku di manakah pasar.” Lantas ditunjukkanlah kepada Abdurrahman pasar lalu ia berdagang hingga ia mendapat untung yang banyak karena berdagang keju dan samin. Suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam melihat pada Abdurrahman ada bekas warna kuning pada pakaiannya bekas wewangian dari wanita yang biasa dipakai ketika pernikahan, pen.. Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Apa yang terjadi padamu wahai Abdurrahman?” Ia menjawab, “Wahai Rasulullah, saya telah menikahi seorang wanita Anshar.” Rasul shallallahu alaihi wa sallam kembali bertanya, “Berapa mahar yang engkau berikan kepadanya?” Abdurrahman menjawab, “Aku memberinya mahar emas sebesar sebuah kurma sekitar lima dirham.” Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata ketika itu, أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ “Lakukanlah walimah walaupun dengan seekor kambing.” HR. Bukhari, no. 2049, 3937 dan Muslim, no. 1427. Lihat Syarh Shahih Muslim, 7193 Pelajaran dari hadits Boleh seorang imam bertanya tentang keadaan jamaahnya yang sudah lama tak terlihat. Boleh seorang wanita memakai wewangian untuk suaminya, bahkan dianjurkan untuk tampil wangi di hadapan suami, lebih-lebih lagi di malam pertamanya. Tidak masalah jika ada bekas wewangian istri ada pada baju suami kalau memang tidak disengaja walau yang terkena sebenarnya adalah syi’ar khas para wanita. Namun asalnya tetap tidak boleh laki-laki tasyabbuh menyerupai wanita. Disunnahkan mendoakan berkah. Contoh saja doa kepada pengantin. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia menyatakan bahwa jika Nabi shallallahu alaihi wa sallam ingin memberikan ucapan selamat pada seseorang yang telah menikah, beliau mendoakan, بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ “Semoga Allah memberkahimu ketika bahagia dan ketika susah dan mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” HR. Abu Daud, no. 2130; Tirmidzi, no. 1091. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Yang dimaksud walimah adalah makanan yang disajikan ketika resepsi nikah. Walimah itu berarti berkumpul karena ketika itu kedua pasangan telah menyatu menjadi suami-istri. Para ulama berselisih pendapat mengenai hukum walimah. Ada yang mengatakan wajib dan ada yang sunnah. Menurut ulama Syafi’iyah sebagaimana dinyatakan oleh Imam Nawawi rahimahullah, hukum walimah adalah sunnah mustahab. Kata perintah dalam hadits ini dipahami sunnah anjuran. Sebagian ulama menyatakan bahwa walimah itu diadakan sesudah dukhul jima’ atau malam pertama seperti pendapat Imam Malik dan selainnya. Sedangkan sekelompok ulama Malikiyah menyatakan bahwa walimah diadakan ketika akad itu berlangsung. Bagi orang yang mudah mengadakan walimah, maka tetaplah mengadakan walimah jangan sampai kurang dari seekor kambing. Namun untuk acara walimah tadi tidak ada batasan tertentu, bentuk makanan apa pun yang dibuat untuk walimah tetap dibolehkan. Ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam menikahi Shafiyyah, walimahnya tidak dengan daging. Ketika menikahi Zainab disediakan untuk walimah dengan roti dan daging. Yang tepat, semuanya disesuaikan dengan kemampuan pengantin. Pelajaran dari Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Ar-Rabi’ Al-Anshari adalah saling mendahulukan yang lain itsar. Lihatlah sikap Sa’ad yang sampai mendahulukan Abdurrahman dalam hal harta dan dua istrinya. Abdurrahman mengajarkan pada kita tidak bergantung pada pemberian orang lain yang didapat secara gratis. Mendapatkan hasil dari bekerja walau dengan berdagang itu lebih baik. Hendaknya mendoakan kebaikan kepada siapa saja yang ingin berbuat baik kepada kita. Referensi Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj. Cetakan Pertama, Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm. Nudhrah An-Na’im fi Makarim Akhlaq Ar-Rasul Al-Karim. Dikumpulkan oleh para ahli dengan pembimbingan Syaikh Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam dan Khatib Al-Haram Al-Makki. Penerbit Dar Al-Wasilah. 3629-640. — Disusun di Perpus Rumaysho, 23 Jumadal Ula 1439 H, Jumat pagi Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel
ABDURRAHMAN bin Auf adalah salah satu sahabat Nabi yang mempunyai keutamaan. Berikut adalah beberapa fakta Abdurrahman bin Auf yang disarikan dari berbagai sumber 1. Fakta Abdurrahman bin Auf ia termasuk sahabat yang masuk Islam sangat awal, tercatat beliau orang kedelapan yang bersyahadah 2 hari setelah Abu Bakar. 2. Fakta Abdurrahman bin Auf ia termasuk salah satu dari enam orang yang ditunjuk oleh Umar bin Khattab untuk memilih khalifah sesudahnya. 3. Fakta Abdurrahman bin Auf ia seorang mufti yang dipercaya oleh Rasulullah SAW untuk berfatwa di Madinah padahal Rasulullah SAW masih hidup. 4. Fakta Abdurrahman bin Auf ia terlibat dalam perang Badar bersama Rasulullah SAW dan menewaskan musuh-musuh Allah. Beliau juga terlibat dalam perang Uhud dan bahkan termasuk yang bertahan di sisi Rasulullah SAW ketika tentara kaum muslimin banyak yang meninggalkan medan peperangan. BACA JUGA Mengapa Abdurrahman bin Auf Menangis? Dari peperangan ini ada sembilan luka parah di tubuhnya dan dua puluh luka kecil yang diantaranya ada yang sedalam anak jari. Perang ini juga menyebabkan luka dikakinya sehingga Abdurahman bin Auf harus berjalan dengan pincang, dan juga merontokkan sebagian giginya sehingga beliau berbicara dengan cadel. Foto Pinterest 5. Fakta Abdurrahman bin Auf Suatu saat ketika Rasullullah SAW berpidato menyemangati kaum muslimin untuk berinfaq di jalan Allah, Abdurrahman bin Auf menyumbang separuh hartanya yang senilai 2000 Dinar atau sekitar Rp Milyar nilai uang saat ini saat itu beliau belum kaya’ dan hartanya baru 4000 Dinar atau Rp Milyar. Atas sedeqah ini beliau didoakan khusus oleh Rasulullah SAW yang berbunyi, “Semoga Allah melimpahkan berkahNya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan Semoga Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu.” Do’a ini kemudian benar-benar terbukti dengan kesuksesan demi kesuksesan Abdurrahman bin Auf berikutnya. 6. Fakta Abdurrahman bin Auf Ketika Rasullullah membutuhkan dana untuk perang Tabuk yang mahal dan sulit karena medannya jauh, ditambah situasi Madinah yang lagi dilanda musim panas. Abdurrahman bin Auf memeloporinya dengan menyumbang dua ratus uqiyah emas sampai-sampai Umar bin Khattab berbisik kepada Rasulullah SAW, “Sepertinya Abdurrahman berdosa terhadap keluarganya karena tidak meninggali uang belanja sedikitpun untuk keluarganya.” Mendengar ini, Rasulullah SAW bertanya pada Abdurrahman bin Auf, “Apakah kamu meninggalkan uang belanja untuk istrimu?” BACA JUGA Terkenal Kaya Raya, Ini Mahar Abdurrahman bin Auf ketika Menikah “Ya!” jawab Abdurrahman, “Mereka saya tinggali lebih banyak dan lebih baik dari yang saya sumbangkan.” “Berapa?” tanya Rasulullah. “Sebanyak rizki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah,” jawabnya. 7. Fakta Abdurrahman bin Auf Setelah Rasulullah SAW wafat, Abdurrahman bin Auf bertugas menjaga kesejahteraan dan keselamatan Ummahatul Mu’minin para istri Rasulullah SAW. 8. Fakta Abdurrahman bin Auf ia pernah menyumbangkan seluruh barang yang dibawa oleh kafilah perdagangannya kepada penduduk Madinah padahal seluruh kafilah ini membawa barang dagangan yang diangkut oleh 700 unta yang memenuhi jalan-jalan kota Madinah. 9. Fakta Abdurrahman bin Auf Ia telah menyumbangkan dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan antara lain 40,000 Dirham sekitar Rp Milyar uang sekarang, 40,000 Dinar sekarang senilai +/- Rp 48 Milyar uang sekarang, 200 uqiyah emas, 500 ekor kuda, dan 1,500 ekor unta. 10. Fakta Abdurrahman bin Auf Ia juga menyantuni para veteran perang badar yang masih hidup waktu itu dengan santunan sebesar 400 Dinar sekitar Rp 480 juta per orang untuk veteran yang jumlahnya tidak kurang dari 100 orang. BACA JUGA Abdurrahman bin Auf Selalu Gagal Jadi Orang Miskin 11. Fakta Abdurrahman bin Auf Ketika meninggal pada usia 72 tahun, Abdurrahman bin Auf masih juga meninggalkan harta yang sangat banyak yaitu terdiri dari 1000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3,000 ekor kambing dan masing-masing istri mendapatkan warisan Dinar. Foto Pinterest Padahal warisan istri-istri ini masing-masing hanya ¼ dari 1/8 istri mendapat bagian seperdelapan karena ada anak, lalu seperdelapan ini dibagi 4 karena ada 4 istri. Artinya kekayaan yang ditinggalkan Abdurrahman bin Auf saat itu berjumlah 2,560,000 Dinar atau sebesar Rp trilyun untuk kurs uang rupiah saat tulisan ini dibuat! 12. Fakta Abdurrahman bin Auf Saat pemakamannya, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, “Anda telah mendapat kasih sayang Allah, dan Anda telah berhasil menundukan kepalsuan dunia. Semoga Allah senantiasa merahmati Anda. Aamiin.” []
doa abdurrahman bin auf